Pada
kalender di Indonesia secara resmi hari Kenaikan
Isa Al Masih akan selalu jatuh pada hari Kamis, hal ini disebabkan pada
kalender liturgi Gereja, penghitungan hari dihitung berdasarkan 40 hari setelah hari Paskah yang ditetapkan selalu jatuh pada
hari Minggu. Pada kalender Liturgi Katolik hari ini dirayakan sebagai Hari Kenaikan Tuhan
Kenaikan
Yesus Kristus ke Surga adalah sebuah
bagian essensial nyata dari penyelamatan umat manusia itu sendiri oleh Kristus.
Dalam perayaan Kenaikan Tuhan, kita diajak untuk melihat kodrat Allah yang
menjelma menjadi manusia, yang terpenuhi didalam Pribadi Kristus secara lebih
sempurna lagi. Bahwa dengan kenaikanNya yang mulia, Yesus memenuhi kurban
penebusanNya.
Kisah
Para Rasul melukiskan dengan sangat sederhana saat kenaikan Yesus ke surga.
Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka. Kis 1:9
Kita dapat mengerti bahwa
mata mereka terus mengikuti Yesus dan bahwa hati mereka sangat merindukan
kelanjutan kehadiran-Nya. Tetapi harapan mereka hanya tinggal harapan. Ketika
mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik, tiba-tiba berdirilah dua orang
yang sedang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: “Hai,
orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang
naik ke surga meninggalkan kamu akan datang kembali dengan cara yang sama
seperti kamu melihat Dia naik ke surga.” (Kis 1:9-10). Para Rasul mendengar
pesan itu. Di dalam hati mereka tidak ada lagi sesal dan duka. Mereka kembali
ke Yerusalem. Setelah tiba di sana, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka
menumpang. Kis 1:13. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa
bersama-sama, dengan beberapa wanita serta Maria, Ibu Yesus dan dengan
saudara-saudara Yesus. (Kis 1:14). Mereka menantikan kedatangan Roh Kudus.
Disisi lain yang begitu
menarik untuk diperhatikan adalah Kenaikan Kristus juga merupakan suatu
manifestasi berbeda, dimana Ia masuk ke dalam kemuliaan Surgawi duduk di
sebelah kanan Bapa, hidup selama-lamanya untuk “menjadi pengantara kita kepada
Allah”. Dimana dengan kenaikanNya ke Surga “Ia menyediakan tempat bagi kita,
agar dimana Kristus berada kita pun berada” Kis 14:2-3.
Didalam KKGK 132 dikisahkan
secara jelas bahwa “Sesudah empat puluh hari sejak Dia menampakkan diri kepada
para Rasul dalam kondisi manusia biasa, yang menutupi kemuliaanNya sebagai Yang
Bangkit, Kristus naik ke Surga dan duduk disebelah kanan Bapa. Dialah Tuhan
yang memerintah dengan kemanusiaanNya dalam kemualiaan abadi Putra Allah dan
tiada hentinya menjadi pengantara bagi kita pada Bapa. Dia mengutus RohNya
kepada kita dan member kita harapan untuk pada suatu hari mencapai tempat yang
sudah disiapkan bagi kita."
Konsili Vatikan II juga
mengatakan: “Karya penebusan umat manusia dan pemuliaan Allah yang sempurna itu
telah diawali dengan karya agung Allah di tengah umat Perjanjian Lama. Karya
itu diselesaikan oleh Kristus Tuhan, terutama dengan misteri Paska: sengsaraNya
yang suci, kebangkitanNya dari alam maut dan kenaikanNya dalam kemuliaan.
Dengan misteri itu Kristus ‘menghancurkan maut kita dengan wafatNya, dan
membangun kembali hidup kita dengan kebangkitanNya’.”
Kenaikan Yesus berlangsung
sangat sederhana. Tidak ada keanehan kosmis yang dramatis: langit tidak
terbuka: orang tidak melihat malaikat turun menjemput Dia: orang tidak melihat
cahaya di langit. Sungguh suatu perbedaan besar dengan kejadian pada saat Ia
dibaptis di sungai Yordan dan pada saat Ia dimuliakan di gunung Tabor. Di sini,
di tempat kenaikan-Nya orang tidak melihat tanda-tanda kemuliaan Yesus. Ia
naik; suatu awan datang menyelubungi Dia dan sejak itu orang tidak melihat-Nya
lagi. Hanya sekianlah cerita tentang kenaikan Yesus.
Tetapi kenaikan Yesus
mempunyai aspek lain ialah aspek kepercayaan kita. Kristus telah bangkit, bukan
untuk menerima kembali kehidupan duniawi, tetapi untuk masuk ke dalam
kemuliaan, yang telah diperoleh-Nya melalui kesengsaraan-Nya. Dengan kenaikan
itu, Yesus secara definitif dan secara sempurna menerima kemuliaan untuk
kemanusiaan-Nya. Kodrat kita memang lemah dan hina, sangat jauh dari Tuhan dan
kurang rohani. Tetapi kodrat ini telah dipilih oleh Tuhan dan setelah hilang,
dipungut kembali oleh Tuhan, sekalipun harus melalui Jalan Salib dan kematian.
Kenaikan Yesus harus memberi kita pengharapan, karena Kristus berada di sana
dengan kemanusiaan-Nya. Ia tinggal di sana untuk mempersiapkan tempat bagi
kita. Di dalam peristiwa kenaikan Yesus tersisip perjanjian dan jaminan untuk
kebahagiaan kekal bagi kita. Di dalam peristiwa kenaikan Yesus tersisip pula
suatu peringatan, bahwa mulai dari sekarang kita harus hidup secara surgawi dan
harus berpikir secara surgawi
Didalam Markus 16: 19, Luk
24: 50-53 dan Kis. 1: 9-14 sendiri peristiwa kenaikan dihubungkan sebagai
penampakan terakhir Kristus yang telah bangkit. Hal ini menandai akhir dari
masa kebersamaan Yesus dengan murid-muridNya. Dengan totalitas bahwa para Rasul
tidak bisa lagi menjamah Yesus, mendengarkan SabdaNya, makan bersama Dia.
Namun Kenaikan Kristus
diartikan para Rasul bukanlah sebagai tanda perpisahan. Santo Agustinus pernah
berkata "Ia tidak meninggalkan Surga, ketika Ia turun dari Surga
kepada kita; dan Ia tidak meninggalkan kita ketika Ia naik lagi ke Surga."
Karena itu mereka kembali ke Yerusalem dengan sukacita. Setelah tiba di
sana, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Kis 1:13. Mereka
semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa wanita
serta Maria, Ibu Yesus dan dengan saudara-saudara Yesus. Sehati sesuara
menantikan kedatangan Roh Kudus. Dengan Peristiwa ini, Iman dari para Rasul
sungguh diteguhkan. Agar sebelum para Rasul mewartakan kabar sukacita
keselamatan ke seluruh dunia, Mereka harus diperlengkapi dengan kekuasaan dari
tempat tinggi (Luk 24:49).
Dengan kenaikan
Kristus pula, era kehidupan Iman yang baru telah dimulai
yaitu era Gereja, era persekutuan umat Allah. Dalam era kini,
kita umat beriman hidup dalam pengharapan akan kedatangan
Tuhan yang kedua kalinya. Dengan peristiwa ini kita diajak untuk menjadi
saksi Allah, untuk mewartakan Injil dan kasih Allah kepada setiap orang yang
membutuhkannya. Sabda Allah pada hari Kenaikan Kristus ini mau menunjukkan
kepada kita, bahwa Sabda Allah tidak akan menjadi apa-apa apabila tidak
dilakukan dengan perbuatan nyata.
Kita, umat beriman adalah
saksi nyata dari wafat, bangkit dan kenaikan Kristus. Maka kita telah diberikan
karunia oleh Kristus untuk memberitakan berita pengampunan dan pertobatan yang
harus disampaikan kepada setiap orang. Dan tugas untuk mewartakan kabar
sukacita ini tidak hanya diberikan kepada kaum Klerus namun diberikan kepada
siapapun yang telah dibaptis dan mau percaya sepenuhnya kepada janji Tuhan.
"Ketika Engkau naik
didalam kemuliaan, ya Kristus Tuhan kami dan telah menyukakan hati para
murid-Mu dengan janji dari Sang Roh Kudus dan mereka diteguhkan dengan berkat
bahwa Engkaulah Sang Putera Allah dan Penebus dunia."~ Troparion Katolik
Timur kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Surga
http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/
No comments:
Post a Comment