BRIGIF PARARAIDER 3 TRIBUDI SAKTI
1. LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN a. Dengan telah berdirinya komplek militer di daerah Kariango pada tahun 1980 maka komplek ini dijadikan sebagai kesatrian Markas Komando Grup 3 Kopassandha. Komandan Grup 3 Kopassandha
berturut - turut dibawah pimpinan Kolonel Inf Sintong Panjaitan dan Kolonel Inf Soeparno. K, unsur - unsur Grup 3 Kopassandha terdiri dari :
1) Markas Komando. 2) Detasemen Tempur 31. 3) Detasemen Tempur 32. 4) Detasemen Tempur 33.
b. Dengan keluarnya Keputusan pimpinan ABRI tentang penyederhanaan organisasi TNI AD, maka pada tanggal 6 Maret 1985 Grup 3 Kopassandha diorganisasikan kembali menjadi Brigif 3 Linud Kopassus dibawah pimpinan Kolonel Inf Tarub, Unsur - unsur Brigif 3 Linud Kopassus terdiri dari : 1) Madenma Brigif 3 Linud. 2) Yonif 1 Linud. 3) Yonif 2 Linud.
Sejalan dengan perkembangan organisasi dilingkungan TNI AD maka pada tahun 1986 berdasarkan Keputusan Kepala Staf TNI AD, Brigif 3 Linud Kopassus secara administrasi menjadi salah satu unsur tempur Kostrad dengan sebutan Brigif Linud 3/Tri Budi Maha Sakti yang unsur - unsurnya terdiri dari : 1) Madenma Brigif Linud 3 / Tri Budi Maha Sakti. 2) Yonif Linud 431 / Satria Setia Perkasa. 3) Yonif Linud 432 / Waspada Setia Jaya.
Selanjutnya pada tanggal 6 Desember 1986 nama Dhuaja Brigif Linud 3 Kostrad disahkan penggunaannya berdasarkan Skep Kasad Nomor Skep/1221/XII/1986 tanggal 6 Desember 1986 dengan nama “ TRI BUDI MAHA SAKTI “.
Dengan telah berdirinya Brigif Linud 3 Kostrad, maka alih status dari Kopassus kepada Kostrad dilaksanakan dalam satu upacara militer pada tanggal 9 Desember 1986 dengan Irup Jenderal TNI Tri Sutrisno Kepala Staf TNI AD.
Selanjutnya tanggal 9 Desember ini secara resmi dijadikan tonggak sejarah kelahiran atau hari jadi kesatuan tempur Brigif Linud 3/TMS, sekaligus menjadi hari jadi satuan Yonif Linud 431/SSP, Yonif Linud 432/WSJ dan Denma Brigif Linud 3/TMS.
Nomor pengenal unsur manuver utama Brigif Linud 3 / Tri Budi Maha Sakti merupakan warisan dari Batalyon 431 dan Batalyon 432 yang semuanya berkedudukan di Slawi Tegal.
Pada tahun 1963 sesudah kedua Batalyon tersebut kembali melaksanakan operasi Trikora di Irian Jaya, sebagian personelnya diseleksi untuk dijadikan personel inti Batalyon 2 R.P.K.A.D. yang berkedudukan di Magelang, dan Batalyon 3 R.P.K.A.D. yang berkedudukan di Semarang.
Berdasarkan Skep Kasad Nomor : Skep/482/X/1988 tanggal 24 Oktober 1988 tentang alih status Batalyon Infanteri Teritorial 724 Kodam VII/Wrb menjadi Batalyon Infanteri Lintas Udara 433, maka lengkaplah sudah unsur manuver utama Brigif Linud 3/TMS terhitung sejak diresmikannya pada tanggal 22 Nopember 1988 oleh Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Edy Sudrajat. 3
Selanjutnya pada tahun 2002 berdasarkan Skep Kasad Nomor Skep/1221/X/2002 tanggal 22 Oktober 2002 penggunaan nama Dhuaja Brigif Linud 3 Kostrad yang semula tertulis “ TRI BUDI MAHA SAKTI “ dirubah menjadi TRI BUDI SAKTI. Dengan demikian sejak tanggal 22 Oktober 2002 nama Dhuaja Brigif Linud 3 Kostrad diadakan perubahan dengan sebutan “ TRI BUDI SAKTI “
Dan pada tahun 2006 berdasarkan Surat Telegram Panglima Kostrad nomor ST/553/2006 tanggal 26 September 2006 tentang alih komando dan pengendali pembinaan administrasi dan operasional Brigif Linud 3 Kostrad dibawah Divisi Infanteri 1 Kostrad, maka secara administrasi maupun operasional Brigif Linud 3 Kostrad menjadi organik Divisi Infanteri 1 Kostrad yang berkedudukan di Cilodong - Bogor.
Pada tahun
2016 sesuai dengan Surat Perintah Pangkostrad Nomor Sprin/426/III/2016 tanggal
28 Maret 2016 tentang perintah untuk menindaklanjuti Validasi Satuan dan
perubahan nama di Satuan Jajaran Kostrad sesuai Perkasad Nomor 4 Tahun 2016, di
ubah menjadi :
1. Brigif
Linud 3/Tri Budi Sakti menjadi Brigif Para Raider 3/Tri Budi Sakti.
2. Yonif Linud 431/Satria Setia Perkasa menjadi Yonif Para Raider 431/Satria
Setia Perkasa.
3. Yonif Linud 432/Waspada Setia Jaya menjadi Yonif Para Raider 432/Waspada
Setia Jaya.
4. Yonif Linud 433/Julu Siri menjadi Yonif Para Raider 433/Julu Siri
2. LAMBANG KESATUAN. Untuk mempererat ikatan lahir maupun bathin dan untuk memupuk serta menanamkan rasa kebanggaan terhadap kesatuan maka dipandang perlu adanya lambang kesatuan.
Lambang Dhuaja Brigif Linud 3/TBS berbentuk bulat, ditengahnya berupa 5 daun teratai berwarna merah, dilingkari 2 buah lingkaran, dan diantara kedua lingkaran terdapat lukisan tali berwarna kuning, ditepi lingkaran luar terdapat gambar runcing segi tiga sepanjang garis keliling lingkaran disebut tumpal, dan didalamnya terdapat lukisan nyala api yang berwarna hitam dan merah dengan tepi warna kuning, pada tumpal didalamnya terdapat 7 nyala api berwarna merah, dan pada tumpal yang berada diluar terdapat 3 nyala api dan berwarna kuning dengan tulisan Tri Budi Sakti yang berarti 3 watak / pendirian hidup yang sakti / ampuh yaitu : Guna, Kaya, Purun.
3. RIWAYAT PENUGASAN a. Sejak kelahiran sampai saat ini Brigif Linud 3 / Tri Budi Sakti senantiasa mendarmabaktikan pengabdiannya untuk kepentingan negara dan bangsa Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Adapun riwayat penugasan yang pernah dilaksanakan adalah :
1) Operasi pengamanan Pemilu tahun 1987 di daerah Bali dan NTB.
2) Operasi penumpasan GPK di Timor Timur pada tahun 1988 sampai dengan tahun 1998.
3) Operasi penumpasan OPM di Irian Jaya sejak tahun 1988 sampai dengan tahun 2004.
4) Operasi pengamanan Pasca Jajak Pendapat di Timor Timur pada tahun 1999.
5) Operasi pengamanan perbatasan NTT - Timor Timur pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2002.
6) Operasi pengamanan di daerah Ambon sebagai Komando Sektor pada tahun 1999.
7) Operasi pengamanan di daerah rawan Aceh sejak tahun 2001 sampai dengan 2005.
8)
Operasi pengamanan di daerah rawan Papua pada tahun 2004.
9) Misi OPP PBB oleh 3 Kompi Satjar Brigif Linud 3/1 Kostrad yang tergabung dalam Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII – B/ UNIFIL sejak 13 November 2007 s/d 2008.
10) Operasi pengamanan perbatasan RI-PNG pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010.
11) Operasi pengamanan perbatasan RI-PNG pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.
12) Operasi pengamanan perbatasan RI-PNG di daerah Merauke pada tahun 2013 sampai dengan sekarang.
Para pejabat Komandan Brigif LInud 3/TBS sejak kelahirannya sampai sekarang adalah sebagai berikut :
a. Komandan pertama Kolonel Inf Tarub. b. Komandan ke-2 Kolonel Inf Syaefullah. AR. c. Komandan ke-3 Kolonel Inf Robert Sitorus. d. Komandan ke-4 Kolonel Inf Moch. Thamrin. e. Komandan ke-5 Kolonel Inf S. Kirbiantoro. f. Komandan ke-6 Kolonel Inf Adam R. Damiri. g. Komandan ke-7 Kolonel Inf Syamsul Mapareppa. h. Komandan ke-8 Kolonel Inf Adrianus Tarore S.Ip. i. Komandan ke-9 Kolonel Inf Joko Susilo Utomo. j. Komandan ke-10 Kolonel Inf Irwan Kusnadi. k. Komandan ke-11 Kolonel Inf Magna Chandra. l. Komandan ke-12 Kolonel Inf Joko Subandrio. m. Komandan ke-13 Kolonel Inf Deni K. Irawan. n. Komandan ke-14 Kolonel Inf Doni Monardo. o. Komandan ke-15 Kolonel Inf Tatang Sulaiman p. Komandan ke-16 Kolonel Inf Ranto Parulian Silaban q. Komandan ke-17 Kolonel Inf Agus Suhardi. r. Komandan ke-18 Kolonel Inf Anton Patandung. s. Komandan ke-19 Kolonel Inf Haryanto. S.IP t. Komandan Ke-20 Letnan Kolonel Inf Fahrid Amran, S.H.
u. Komandan ke-21 Kolonel Inf Tri Rana Subekti, S.Sos.
v. Komandan ke-22Kolonel Inf Primadi Saiful Sulun., S.Sos.
w Komandan ke-23 Letnan Kolonel Inf Josep Tanada Sidabutar. mulai dari bulan
April 2017 sampai dengan sekarang.
4. PENUTUP
Sebagai pewaris pejuang kemerdekaan 1945 seluruh warga Brigif Linud 3/TBS yang berarti 3 watak yang ampuh senantiasa akan terus berjuang menegakan Pancasila dan UUD 1945 yang dilandasi jiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit sampai akhir jaman. |
ARTI KATA TRI BUDI SAKTI
GUNA, KAYA DAN PURUN
|
"Guna, Kaya Dan Purun" terdapat FUNDS Serat Tripama, pupuh Dhandhanggula umpan PERTAMA Dan Ke doa tentang pengabdian patih Suwanda Bahasa Dari kerajaan Maespati sebagai berikut:
Yogyanira kang para Prajurit, lamun sira Bisa anulada, Duk ing Nguni caritane; Andelira Sang Prabu, Sasrabahu ing Maespati, Aran patih Suwanda, Lalabuhanipun, Kang ginelung triprakara, Guna kaya purun ingkang den antepi, Nuhoni trah Utama
Lire lalabuhan triprakawis, Guna Bisa saniskareng Karya, Binudi dadya unggule; Kaya sayektinipun, Duk bantu prang Manggada Nagri; Amboyong putri dhomas, Katur ratunipun, Purune sampun tetela, aprang tanding lan Ditya Ngalengka Nagri, Suwanda mati ngrana.
Terjemahan bebasnya sebagai berikut kurang lebih:
Seyogyanya para Prajurit, * Semua Bisa meniru, Seperti ceritera FUNDS Jaman Dulu, sang raja Andalan, Sasrabahu di `negara Maespati , Namanya Patih Suwanda, Jasa-jasanya, Dikemas Dalam, Tiga Hal, Pandai, mampu Dan Berani, itulah Yang dipegang teguh, Menetapi keturunan orangutan Utama.
Artinya dharmabakti Yang Tiga Hal ITU, Guna: bisa menyelesaikan masalah, Berupaya untuk memperoleh Kemenangan; Kaya: ketika peperangan di `negara Manggada, Bisa memboyong putri dhomas, Diserahkan kepada sang raja, purun: keberaniannya sudah Nyata ketika perang tanding (Artikel Baru Dasamuka) raja Ngalengka, Patih Suwanda Gugur di medan perang.
Adapun "jlentreh" nya tentang "guna, kaya Dan purun "adalah sebagai berikut:
GUNA
Guna: Nuhoni trah utami Dalam, Hal inisial adalah menetapi keturunan orangutan Utama, yaitu Ksatria Artikel Baru sifat-sifat ksatrianya Yang mampu menyelesaikan masalah. Unggul Dalam, Segala hal. Dalam, Hal inisial "guna" mempunyai makna "Dan pandai bermanfaat" Yang saling kait mengait-. Supaya bermanfaat orangutan harus pandai. Kepandaian patih Suwanda Yang NAMA kecilnya adalah Bambang Sumantri tidak diragukan Lagi. Ia digembleng SENDIRI Oleh ayahandanya, Resi Suwandagni, Dari Pertapaan Arga Sekar. Berbagai Ilmu pengetahuan termasuk Ilmu pemerintahan Dan tentusaja Ilmu jaya kawijayan supaya menjadi Prajurit Yang handal.
Ilmu kalau tidak dimanfaatkan Pasti berkarat dimakan Jaman. Oleh sebab ITU Bambang Sumantri meminta disebut ijin FUNDS ayahandanya untuk "ngenger" (mengabdi) FUNDS `negara. KARENA dirasa bekalnya sudah CUKUP Maka Resi Suwandagni pun merestui putranya berangkat Ke Maespati untuk mengabdi FUNDS Raja Arjunasasrabahu, supaya Bisa menjadi orangutan Yang berguna, * Bagi nusa Dan Bangsa. . Dan Betul-Betul Dalam, Masa pengabdiannya Bambang Sumantri menunjukkan "guna" nya Artikel Baru * Semua menyelesaikan Tugas Yang diembannya
KAYA
Kaya: Bisa diartikan memiliki harta atau penghasilan. Pertanyaannya adalah apakah Bambang Sumantri berangkat Ke Istana Maespati sebagai orangutan kaya? Jelas tidak mungkin KARENA besarbesaran hanyalah Anak Pendeta Dan pergi Ke istana KARENA mau mengabdi. Atau kaya Penghasilan kena pajak menjadi Patih Suwanda? Sepertinya JUGA tidak. Patih Suwanda tidak Sempat menjadi kaya atau memperkaya diri.Tentang "Kaya" disebutkan Dalam, umpan Ke doa Serat Tripama sebagai berikut: Kaya sayektinipun; Duk bantu prang Manggada Nagri, Amboyong putri dhomas, Katur ratunipun,
Disini disebutkan Dalam, peperangan berhasil memboyong putri Dhomas. Memboyong putri Dhomas (Dhomas: 800) Tentunya Number Yang Bukan main-main. Perang di `negara Magada terjadi waktu Bambang Sumantri melaksanakan Tugas mengikuti sayembara tanding melamar Dewi Citrawati Atas NAMA Raja Arjunasasrabahu. Pelamarnya ADA Seribu raja Bahasa Dari Seribu `negara Yang berhasil besarbesaran taklukkan semuanya. Bambang Sumantri Dilaporkan Ke Maespati memboyong dewi Citrawati Dan diikuti para raja Bahasa Dari Seribu `negara sebagai taklukan. Sedemikian BANYAK taklukannya tentunya menambah "kaya" Yang tidak: sedikit. . Jadi Bambang Sumantri atau Patih Suwanda tidak MENCARI "kaya" untuk dirinya SENDIRI tetapi untuk kerajaan
PURUN
Purun: Adalah TEKAD, Semangat Yang dilandasi kehendak Yang KUAT Dalam, melaksanakan suatu Tugas. Tugas Yang diemban Patih Suwanda Amat Kendaraan bermotor. Kalau besarbesaran ragu-ragu Pasti Gagal. Apalagi kalau bermental "cepek Dulu" seperti Pak Ogah. Tugas Kendaraan bermotor Yang berhasil diselesaikan Sesuai Kisah Dalam, pedalangan Adalah:
memboyong Dewi Citrawati Artikel Baru mengalahkan "Ratu sewu nagara"
memboyong Putri Dhomas Yang jumlahnya 800 sebagai pengiring pengantin
Memindahkan Taman Sriwedari Bahasa Dari kahyangan Untarasegara Ke Maespati
Dalam, Serat Tripama umpan Ke doa disebutkan Adalah: Purune sampun tetela ; aprang tanding lan Ditya Ngalengka Nagri, Suwanda mati ngrana. . Patih Suwanda berperang sampai Titik Darah penghasilan Dan Gugur di Palagan
Setelah Amortisasi untuk butir 4: Kejadiannya SAAT Raja Arjunasasrabahu mandi-mandi Bersama isteri-isterinya di Telaga Minangkalbu Artikel Baru membendung Sungai Minangsaya. Yang menjadi Tanggul adalah menyanyikan raja SENDIRI Artikel Baru bertiwikrama (berubah jadi digambari raksasa Yang Amat Besar) Lalu membaringkan Diri sebagai Bendungan. SAAT ITU datanglah Rahwana raja Alengka Yang dihadapi Patih Suwanda Artikel Baru gagah Berani sampai Titik Darah penghabisan
No comments:
Post a Comment